Ketika kamu tak berfungsi normal, semua salahku
Ketika kamu tak berfungsi normal seperti dulu saat awal-awal kita bersama, rasa cemas menyelusup dada. Belum saatnya kamu pergi, paling tidak , bukan untuk saat ini. Mungkin selama tahun-tahun belakangan aku tak menyadari pentingnya keberadaanmu dalam pendidikanku. Aku akui, aku memanfaatkanmu, tak sedikitpun kau harap balasan dariku. Aku menggunakanmu sepanjang waktu, sesukaku. Tak peduli, kau menjerit kepanasan atau kelelahan, terus saja ku eksploitasi dirimu tanpa henti, bahkan terkadang untuk hal-hal yang tidak penting, atau kasarnya hanya sekadar hiburan pengusir stres. Aku tidak pernah mengkhawatirkan kesehatanmu, jarang membawamu check-up, memberikan obat-obatan antivirus atau sebagainya supaya kondisimu tetap prima. Mengecek kondisi tubuhmu yang kian lama kian menua. Ah, jasamu begitu besar kawan, mulai dari gelar S.ked, bahkan sebelum aku memperoleh gelar itu, banyak hal yang kita lakukan bersama. Banyak hal yang aku lakukan denganmu untuk mendapat gelar dokte...