Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2014

Pidato tanpa teks Bu Menteri Susi Pudjiastuti saat SERTIJAB

Dari pidatonya jelas terlihat bahwa ilmu beliau itu luas. Bangku pendidikan terkadang hanya merupakan formalitas atau pun wadah untuk berkembang. Titel serta embel embel mungkin hanya patokan patokan normalitas dunia saat ini. Tapi Lihatlah kecerdasan itu bisa diperoleh dimana saja. Bu Menteri yang satu ini. Ibu Susi Pudjiastuti memang cuma tamatan SMP.. Tapi kecerdasannya tak beda Jauh dengan tamatan S2 atau pun S3. Ayo. Mari menilai hasil ke depan. Bukan masa lalu ataupun saat ini.Apalagi mngomentari karakter atau kebiasaan beliau yang jelas-jelas bukan hak kita. Pidato tanpa teks yang disampaikan Bu Susi pada serah terima jabatan cukup buat saya optimis akan kematangan pola pikir beliau yang akan memberikan kemajuan terhadap perikanan Indonesia ke depan.....Amin Hidup bu Susi Yang saya hormati, Pak Cicip, Daniel Kaiser ayah dari anak saya. Saya habis kata-kata dan hari ini kalian kasih wejangan yang luar biasa bagi saya. Dari kemarin saya sudah berdiskusi dengan seluruh peja

Aku masih merindukanmu. Sahabat

Gambar
Selamat pagi Mukhirah. Lalaku tersayang.. sekarang ini usiaku sudah 24 tahun jalan 25.  Aku sudah cukup tua bukan..?  Jangan menertawaiku. Kau pasti masih tetap belia disana. Aku membayangkan ada sayap tipis keperakan tumbuh di punggungmu bagai seorang peri dengan lingkaran kecil membumbung di atas kepalamu. Malaikat.  Kau pasti cantik sekali sahabatku.  Dengan rambut ikal panjangmu yang terurai indah.. Kau wanita tercantik pertama yang menjadi sahabatku sampai saat ini..Setelah Haura lahir dia telah menjadi gadis kesayanganku yang paling cantik setelah Kamu. Rambutnya persis kamu. Bibir tipisnya juga sama. Tapi sifatnya mirip sekali aku. Siapa dia?? kau pasti bingung. Bukan. Dia bukan anakku. Aku belum menikah sayang. Dia keponakanku...Anak dari kakak kandungku tercinta kau penasaran. Ini fotonya  Dia benar benar cantik kan? lihatlah rambutnya seperti rambutmu... Dia juga sangat cerdas. Usianya 3 tahun. sudah bisa membaca sedikit. Mengaji iqra dan juga menulis

Merindukan hujan (Sebuah puisi untukmu)

Hari ini yang kesekian untuk masa yang terlewatkan tentang rasa di balik awan  yang menyembunyikan hujan.. Hari ini hari kesekian penantian tumpahnya hujan yang entah sudah berapa lama mengurung diri dalam tubuh sang awan.. Hari ini hari kesekian jemari melambung ke udara menanti tetesan hujan tapi rinai itu pun tak kunjung datang wahai sang awan sampai berapa lama kau sembunyikan awan lihat tubuhmu sudah demikian menghitam sesak oleh timbunan air hujan keluarkanlah meski saat itu pula kau akan menghilang.. afry's room october 2014 06.00 bada subuh