Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2014

Jalan-Jalan Ke Taman Rusa bersama anak-anak RUMBEL REZA , Aceh Besar

Gambar
Ini dia taman RUsa, sudah seperti Disneyland kan? walau cuma KW nya,hehe Reza, yuli, zury, afry, Dini, Mira, Yundam Ayu, Fathur (dari Kiri ke Kanan) Tepatnya Hari Rabu, berkisar 4 hari yang lalu dari hari ini kita mengunjungi Taman Rusa. Lokasinya secara jelas aku tak tahu, dalam perjalanan aku habiskan dengan tidur di Mobil. Aku sedang sakit saat itu. Tapi teman-teman memaksaku ikut. Seingatku kata Zury ayu lokasinya di Sibreh. Aku hanya mengingat suara-suara instruksi Mira yang menuntun Yuli (yang mengemudi) untuk mengikuti tanda panah. Tak mudah mencari Tempat kreasi Taman Rusa tentu saja, karena kau bakal dibimbing oleh papan penunjuk arah. Well, ujian Exit exam (CBT dan OSCE) telah kami lewati. Tinggal menunggu pengumuman tanggal 23 Desember nanti. Kami pun Anak Rumbel Reza (anak-anak yang selama ini berjuang bersama dalam menghadapi UKDI dan OSCE di sebuah rumah kosong peninggalan alm. nenek Reza) sepakat untuk jalan-jalan bersama sebelum masing-masing dari kami kemb

cerpen penantian tiada akhir

Matahari bersinar terik di sela hiruk pikuk kendaraan bermotor, temperatur kota pun semakin memanas. Debu jalanan berseliweran ditiupi angin nakal ditemani asap knalpot yang menyesakkan.  Rivi mendengus kesal, melirik arloji sesaat matanya awas mengamati jalan raya dan kendaraan yang lalu lalang satu persatu. Gadis itu gelisah, bibirnya tak berhias senyum, sesekali ia rogoh hand phone dari dalam ransel hijau mudanya, memencet sebuah nomor dengan tergesa, meletakkan handphone di kupingnya dan menunggu. Hingga pada akhirnya terdengar nada sibuk dan ia pun kemudian membanting hand phonenya kembali ke dalam ransel, terlihat putus asa.  To: xxxxxx "sudah lebih puluhan purnama aku menunggu, mau berapa purnama lagi,? atau sampai matahari habis energi? dan rembulan redup? gadis itu pun akhirnya memutuskan untuk mengirim pesan singkat lama ia menunggu, tetap tak ada balasan.  Amarah Rivi semakin membuncah, kesabarannya sirna seiring waktu.  TitTit.  klakson mo

nikmat tuhan mana lagi yang kau dustakan?

hidup baru terasa nikmat saat kita sedang sakit. Pikiran dan jasmani yang sehat terkadang mampu membuai kita, hingga tak jarang kita lupa akan nikmat Tuhan. Manusia cenderung menyepelekan nikmat nikmat kecil yang diperoleh, namun saat nikmat itu dicabut darinya akan terasa kentara sekali bahwa hilangnya nikmat tersebut berdampak sangat luar biasa dalam berbagai aspek. Saat sehat, aku tak begitu peduli dengan nikmat tidur. Padahal aku bisa tidur kapanpun aku mau, sayangnya aku memilih mengundur waktu tidur dan berjaga semalaman untuk suatu hal yang tidak begitu penting, menonton misalnya.  Saat ini aku sakit, aku mendiagnosa diriku sendiri dengan Obs febris ec 1. demam dengue 2. demam tifoid. Seluruh sendiku nyeri, kepalaku nyut nyutan minta ampun sepanjang hari. Sudah minum antinyeri juga tak mau hilang, walhasil aku tak bisa tidur, dan benar-benar menyiksa sekali. Disaat aku butuh tidur, aku tak bisa tidur namun di saat aku bisa tidur dengan mudahnya aku menyia-nyiakan kesempatan i