Ketika kamu tak berfungsi normal, semua salahku

Ketika kamu tak berfungsi normal seperti dulu saat awal-awal kita bersama, rasa cemas menyelusup dada. Belum saatnya kamu pergi, paling tidak , bukan untuk saat ini. Mungkin selama tahun-tahun belakangan aku tak menyadari pentingnya keberadaanmu dalam pendidikanku. Aku akui, aku memanfaatkanmu, tak sedikitpun kau harap balasan dariku. Aku menggunakanmu sepanjang waktu, sesukaku. Tak peduli, kau menjerit kepanasan atau kelelahan, terus saja ku eksploitasi dirimu tanpa henti, bahkan terkadang untuk hal-hal yang tidak  penting, atau kasarnya hanya sekadar hiburan pengusir stres. Aku tidak pernah mengkhawatirkan kesehatanmu, jarang membawamu check-up, memberikan obat-obatan antivirus atau sebagainya supaya kondisimu tetap prima. Mengecek kondisi tubuhmu yang kian lama kian menua. 

Ah, jasamu begitu besar kawan, mulai dari gelar S.ked, bahkan sebelum aku memperoleh gelar itu, banyak hal yang kita lakukan bersama. Banyak hal yang aku lakukan denganmu untuk mendapat gelar dokter. Kau ingat ? malam-malam kelabu, kau dan aku begadang seharian. Tidak tidur, tidak kenal lelah, kita hajar malam hingga pagi buta, disana kita masih terjaga. Berkutat dengan jurnal-jurnal, hitungan biostatistik dan skripsi yang membuat mulas perutku. Kau ada disana bersamaku, jika tidak, entahlah apa aku sudah koas sekarang. Intinya, kau juga berjasa sobat. seharusnya di lembar ucapan terima kasih aku membubuhkan namamu, jahatnya aku tak ada pun kusebutkan namamu disana. Maafkan aku sobat.

Sekarang, lihatlah dirimu. Tidak seelok 6 tahun yang lalu saat kau pertama kali aku pulangkan ke rumah. Saat itu kau begitu gemilang. Sementara saat ini, kau begitu kusam, tua , rapuh dan tak terurus. Ingin rasanya aku menangisi kondisimu. Benar-benar menyesali apa yang selama ini aku lakukan. Aku menyesal telah menyia-nyiakan dirimu. tak merawatmu dengan baik dan mencoba untuk mengerti atau peduli. Aku bukan teman yang baik untukmu, tapi kau teman sejati yang selalu ada, selalu sedia, menghibur dikala duka, bernyanyi di saat nestapa, memutar film-film untuk mengusir lara. membantuku mencari jurnal-jurnal untuk refrat, tugas-tugas penting, membantuku menuangkan hobi menulisku, karya-karyaku semua kau simpan rapi dan sempurna.  Kau benar-benar luar biasa. Meski spesifikasimu biasa saja, tapi bagiku kau sempurna. Mengapa selama ini aku tidak menyadarinya,..


Saat ini, kondisimu semakin labil saja. kau sering sakit parah, warnamu tak setajam dulu dan dayamu pun tak sekuat dulu. terkadang kau sering hidup mati sendiri. Atau tiba-tiba blank. Saat memutar video atau musik kau sering ngadat. Apabila terlalu panas kau mati dengan sendirinya. Oh, Tuhan, aku benar-benar khwatir sekarang. Sangat! aku belum sanggup kehilanganmu. Koasku masih 1 tahun lagi, masih banyak bagian yang harus kulewati, masih banyak refrat yang harus  dituliskan. Aku mohon bertahanlah, terus temani aku berjuang melewati segala kesulitan ini. Kau tahu, aku tak sanggup membeli teman baru sejenismu. Kau tak tergantikan sobat, dan kau tahu itu. Minggu depan setelah maju refrat di THT aku akan coba membawamu untuk reparasi, aku harap harganya terjangkau dan aku harap kau bisa sembuh seperti dulu lagi. teruslah temaniku berkarya teman! teruslah disampingku, Aku akan tetap semangat asal kau baik-baik saja. Bagaimana aku bisa melewati koas tanpamu. ya Allah, semoga Laptopku bisa diperbaiki dan bisa berfungsi normal seperti dulu lagi. AMin


-rawatlah benda yang anda punya sebaik mungkin-

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Mengirim Barang Dengan Menggunakan jasa Dakota Cargo

Apa Sih Clinical Skill (KKJ) Itu?

PENGURUSAN SERKOM DAN STR UNTUK DOKTER UMUM