Moral generasi muda indonesia yang bobrok adalah cikal bakal terbentuknya koruptor kelas kakap?



Pernah dengar istilah etika dan moral yang baik merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan negara ke arah yang positif?

Atau pernah dengar kah bahwa kecerdasan atau kejeniusan tanpa moral yang baik juga tidak berarti apa apa?

Atau mungkin istilah inner beauty? Bahwa kecantikan fisik tanpa kecantikan hati ibarat mutiara tanpa kilau?

Tidak hanya pada jaman nows sejak dulu indonesia selalu marak dengan pemberitaan korupsi.
Caci maki tanpa usai terhadap para tikus pemakan uang negara terus menerus dikoarkan. Baik melalui media sosial bahkan perbincangan sehari hari.
Netizen seolah menganggap diri mereka suci tanpa noda dan jijik terhadap perilaku pemakan uang rakyat.
Padahal tanpa disadari mungkin saja kita tidak jauh beda dengan para koruptor , cuma ruang lingkup nya saja yang beda. Kalau yang satu dalam ruang lingkup besar yang satunya mungkin dalam ruang lingkup kecil ( ruang lingkup kecil yang sering dianggap lumrah oleh netizen dan dijadikan pembiasaan dan excuse ,, hal yang di anggap wajar oleh mereka padahal tidak sesuai dengan norma norma dan bertentangan dengan nilai moral)

Mungkin banyak ruang lingkup kecil.. yang tanpa kita sadari sebenarnya kita telah melakukan "korupsi kecil"

- misalnya menggunakan properti kantor untuk urusan pribadi tanpa izin dari pemilik kantor secara langsung ( ngeprint tugas atau pr anak dengan printer kantor"
Bawa pulang properti kantor walau hanya cuma pulpen atau kertas HVS ..
- mebenarkan diri untuk tidak mebayar biaya administrasi di kantor walaupun cma belasan ribu.. ( karena menganggap diri orang dalam) , dan prosedur sepele lainnya.. (ini jelas jelas tindakan ketidakjujuran dan sama saja dengan korupsi) bukankah hal besar selalu di awali dengan hal kecil?

Dan juga untuk mahasiswa.. pribadi nitip absen.. atau meniru tanda tangan dosen ( juga merupakan karakter atau perilaku yang tidak bisa dibenarkan) Tapi sering di anggap wajar.
Atau juga perilaku mencontek... ( jujur saat sekolah dulu saya pernah mencontek dan pernah nitip absen ( dan saat itu saya menganggap itu wajar)  ( note : saya tidak pernah sampai pada tahap meniru tanda tangan Alhamdulillah) .saat ini saya menyesalinya karena tentu saja yang saya lakukan saat mahasiswa dulu adalah hal yang tidak bermoral. ( better late than never..right? Daripada tidak sama sekali.)

Saya tertarik sekali sama sebuah artikel tentang sindikat surat keterangan sakit palsu diciduk polisi dan di ancam 5 tahun penjara. Fenomena yang sudah ada 5 tahun yang lalu. Sindikat ini memperjualbelikan surat dokter dengan hatga 50-100 ribu dan konsumennya tentu saja kebanyakan dari para mahasiwa sampai kepada karyawan. Sebagai seorang dokter, jujur saya senang sindikat ini terciduk. Karena hal ini sangat meresahkan dan bertentangan dengan etika profesi dan hukum. Tentang bagaimana surat keterangan seperti itu digunakan oleh oknum untuk mencari keuntungan dan konsumen membelinya atas dasar dusta atau kebohongan hanya untuk kentungan pribadi..

Tapi. Yang saya kaget. Respon atau komentar di kolom komentar dari beriya terkait sungguh membuat saya geleng geleng kepala. Hanya sekian persen netizen yang setuju dengan pencidukan tersebut. Sekian persen berkomentar sarkasme ( trolling). Dan sebagian besar kecewa karena sindikat tersebut ditangkap dan malah menyalahkan polisi.

Oh My god kids jaman now..
Ada yang berkomentar polisi kurang kerjaan..
Ada yang berpendapat bisnis tersebut sah sah saja dan tidak merugikan negara
Ada yang beropini mending mengurus koruptor daripada mengurusi hal kecil seperti ini
Ada yang beranggapan bahwa wajar mereka memerlukan jasa ini karena dokter pelit dalam memberikan surat sakit..
Ada yang merasa menggunakan jasa ini sama sekali bukan merupakan kesalahan dan merjpakan hal wajar wajar)  ( note : saya tidak pernah sampai pada tahap meniru tanda tangan Alhamdulillah. Mencontek pernah saat smp dan sma ( sesekali)  nitip absen ( waktu kuliah maksimal cuma dua kali sepanjang masa perkuliahan saat itu karena sakit) dan .saat ini saya menyesalinya karena tentu saja yang saya lakukan saat mahasiswa dulu adalah hal yang tidak bermoral. ( better late than never..right? Daripada tidak sama sekali.)

Saya tertarik sekali sama sebuah artikel tentang sindikat surat keterangan sakit palsu diciduk polisi dan di ancam 5 tahun penjara. Fenomena yang sudah ada 5 tahun yang lalu. Sindikat ini memperjualbelikan surat dokter dengan hatga 50-100 ribu dan konsumennya tentu saja kebanyakan dari para mahasiwa sampai kepada karyawan. Sebagai seorang dokter, jujur saya senang sindikat ini terciduk. Karena hal ini sangat meresahkan dan bertentangan dengan etika profesi dan hukum. Tentang bagaimana surat keterangan seperti itu digunakan oleh oknum untuk mencari keuntungan dan konsumen membelinya atas dasar dusta atau kebohongan hanya untuk kentungan pribadi..

Tapi. Yang saya kaget. Respon atau komentar di kolom komentar dari beriya terkait sungguh membuat saya geleng geleng kepala. Hanya sekian persen netizen yang setuju dengan pencidukan tersebut. Sekian persen berkomentar sarkasme ( trolling). Dan sebagian besar kecewa karena sindikat tersebut ditangkap dan malah menyalahkan polisi.

Oh My god kids jaman now..
Ada yang berkomentar polisi kurang kerjaan..
Ada yang berpendapat bisnis tersebut sah sah saja dan tidak merugikan negara
Ada yang beropini mending mengurus koruptor daripada mengurusi hal kecil seperti ini
Ada yang beranggapan bahwa wajar mereka memerlukan jasa ini karena dokter pelit dalam memberikan surat sakit..
Ada yang merasa menggunakan jasa ini sama sekali bukan merupakan kesalahan...
Ada yang mencak mencak

( screenshot saya lampirkan)

Polisi kurang kerjaan?
Hei kids jaman now. Polisi telah melaksanakan tugas sebaimana mestinya. Memalsukan surat resmi itu adalah ilegal dan bertentagan dengan hukum. Ada undang undangnya. Dan melanggar etika profesi kedokteran dan juga bisa merupakan kasus jual beli berlandaskan penipuan.

Bisnis tersebut sah sah saja dan tidak merugikan negara?
Tidak merugikan palamu?
Generasi bobrok seperti ini, berbohong untuk keuntungan pribadi jelas jelas merugikan?  Bayangkan saja kalau karyawan yang seharusnya masuk ( dan dia sebenarnya sehat) dan bisa produktif pada hari itu namun karena mungkin dia ada keperluan lain dia berpura pura sakit hanya supaya GAJINYA TIDAK DIPOTONG.. dan walaupun tidak langsung merugikan negara tapi hal tersebut merugikan perusahaan atau kantor tempat ia bekerja. Kalau memang ada keperluan lain.( liburan.. jalan jalan misalnya.. sepupu nikah dan hal hal lainnya yang tidak berhubungan dengan kesehatan) Ya.. harus jujurlah ..harus rela gaji dipotong. Jangan menghalalkan segala cara dengan berperilaku tidak benar dan bebohong ( menggunalan surat ketarangan sakit palsu)

Untuk yang berkomentar lebih baik mengurus koruptor daripada hal kecil seperti ini,

bukankah hal tersebut termasuk perilaku koruptor?
Seharusnya gaji dipotong kan..? Karena sebenarnya tidak sakit. Tapi tidak dipotong karena bersembunyi dibalik surat sakit. Lantas uang yang seharusnya dipotong itu anda makan.. bukankah itu bukan hak anda? Sama donk anda dengan koruptor.

Untuk mahasiswa.. yang sering ga masuk dan mengandalkan surat sakit..ya juga kurang lebih sama. Sebenarnya anda tidak berhak dengan kelulusan nata kuliah anda ( jika seharusnya kehadiran menjadi patokan utama untuk dapat mengikut ujian) karena kehadiran anda selama ini adalah palsu..

Intinya hal hal seperti ini juga harus dan wajib diurus sebenanrnya. Biarkan saja sindikat seperti itu ditangkap. Karena mereka melakukan halnyang tidak Benar . Tidak ada pembenaran dalam hal penipuan semacam itu.  Untuk konsumen ya.. cobalah berpikir baik baik dengan logika dan hati. Tanyakan diri anda.. apa hal itu benar?

Yang beranggapan dokter perlit surat sakit?
Wong kalau dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan tanda tanda sakit..masa dokter harus ngarang ngarang. Profesi kami kan berlandaskan etika profesionalisme dan hukum. Kami tentu saja tidak boleh mengarang ngarang sesuatu demi kesenangan pasien. Kalau memang sakit ya dokter akan memberikan surat keterangan sakit.
Saya sudah pernah mengalami sendiri saat praktik di klinik. Banyak pasien yang modus dan pura pura sakit ( alasan sakit padahal sbenarnya adan keperluan lain jadi supaya gaji tidak dipotong datanglah dia ke dokter..agar dokter mengeluarkan surat sakit sehingga amanlah dia)

Pernah waktu itu pasien berobat. Mengaku sakit. Tiba tiba anaknya yang polos..masih berusia 4 tahun berkata. " dokter papa tidak sakit.. papa pura pura sakit.." kata anak tersebut dengan polosnya. Lantas orang tuanya yang awalnya hendak mau minta surat sakit pun memerah mukanya karena malu..

Ah..masyarakat zaman nows..

Dan untuk yang menganggap hal ini lumrah.. tindakan koruptor kecil ini wajar jika dilakukan ..atau mengampumi perbuatan yang salah demi keuntungan pribadi.. sadarlah jika kalian mencela "papa" ... kalian sebenarnya tidak jauh berbeda dengannya ) ( saya bukannya mau membela papa).. saya cuma mau membuka mata anda semua..

Bahwa untuk kemajuan sebuah bangsa perlu moral dan etika yang baik pula. Kejujuran adalah hal yang sangat penting. Sayang.. kejujuran saat ini banyak di anggap tabu karena stigma masyarakat tentang hal yang 'lumrah ' tadi. Ketidakjujuran yang kecil akan melahirkan pribadi pribadi yang tidak bertanggung jawab sebenarnya.

Jadilah pribadi yang introspeksi.bercermin.ngelihat diri sendiri. Sudah benarkah anda? Sudah sucikah anda? Sudah jujurkan anda? Atau sudah layakkah anda mencaci orang lain padahal diri sendiri pun sama saja
Kalau masih terus generasi muda dan tua seperti itu ( yang muda gitu pastu karena didikan yang tua yang salah) maka Rest in peace indonesiaku tercinta...
Hanya pikiran pribadi di sore yang random
Afri

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Mengirim Barang Dengan Menggunakan jasa Dakota Cargo

Apa Sih Clinical Skill (KKJ) Itu?

PENGURUSAN SERKOM DAN STR UNTUK DOKTER UMUM