Bangga jadi anak ayah

Ayah
Dia jarang berkata kata. Tak suka berinteraksi dengan orang dengan level jauh di atasnya. Kurang percaya diri dan sedikit introvert.. Ayah. Sosok pendiam yang dari mulutnya hampir jarang keluar susunan kata panjang.

Ayah yang sangat fobia berada di keramaian dan benci bicara di depan umum

Ayah yang mukanya jarang tersenyum dan kalau tidak kenal orang cenderung akan segan dan takut.

Ayah yang kalau sudah marah atau ngambek bisa sangat menyeramkan tapi jarang atau hampir tidak pernah main tangan. Paling jika kami sudah sangat nakal hanya akan di cubit ringan atau diguyurkan air di atas kepala( jika kami sedang tantrum dan tak bisa ditenangkan dengan cara lain) supaya dingin kepala katanya

Ayah kalau makan sedikit sekali. Mungkin bobotnya jarang mencapai kelebihan berat badan.
Ayah kalau sudah dalam hal makanan pemilih sekali. Ibu sampai sampai repot.  Kadang jika tidak sesuai ia suka memasak makanan sendiri. Paling sendiri sambal belimbing yang digiling dengan cabai kecil dan kerupuk daging atau kadang digantinya dengan udang sabu, kadang kadang asam udang. Atau kadang kadang ia memasakkan mie untuk dirinya sendiri jika persediaan makanan saat itu kami anak anaknya habiskan . ( ia tidak pernah marah. Hanya diam. Melihat apa yang ad di dapur dan memasak apa yang ada)  Ayah, yang sederhana.. dan berjuang untuk menafkahi keluarganya

Ayah meski muka menyeramkan dan jarang senyum tapi hatinya penyayang

Ayah merawat nenek yang sudah tua dengan penuh kasih sayang. Tidak pernah mengeluh. Waktu itu kami masih kecil dan nenek sudah pikun. Nenek kadang suka marah marah.. kakinya tak bisa jalan lagi karena pengeroposan tulang , jadi nenek BAB dan BAK di tempat tidur.

Ayah yang membersihkannya. Ayah melarang ibuku melakukannya disaat ia ada di rumah. Karena katanya ia ingin merawat ibunya dengan tangannya sendiri. Ayah yang penuh cinta membopong nenek ke kamar mandi.memandikannya.. menjaganya dengan penuh cinta

Ayah..yang lebih memikirkan masa depan kami dibandingkan kehidupannya sendiri..

Ayah yang selalu menyembunyikan kesedihan hatinya dan emosinya sehingga  selalu tampak datar...

Ayah yang selalu tegas kepada kami jika kami tinggal shalat

Ayah yang akan mempelototi aku jika aku berpakaian terlalu ketat

Ayah yang selalu membangunkan aku subuh jika aku tak terjaga karena kelelahan. Ia rutin mengetuk pintu kamarku sambil mengoyang goyangkan engsel sebelum beliau berangkag ke masjid.

Ayah yang lima rakaat shalatnya selalu dilaksanakan di masjid.

Ayah yang jarang menelponku untuk sekadar bertanya apa kabar. Awalnya aku sedih. Tapi kata ibu. Jika ia mendengar suara ku dan aku mengatakan aku merindukannya malah  ayah yang akan "weuh hatee" ( sedih)  dan ia memilih tak terlihat sedih di depan anaknya

Ayah yang kalau aku bilang " yah aku rindu" maka iya akan menjawab " nam peu pih ( artinya ntah hapa) dan tidak pernah membahas hal itu.

Ayah dengan segala kekurangnya berusaha memberikan yang terbaik untuk kami

Ayah yang mengajarkanku berpikiri logika dan terarah.

Ayah yang tak pernah takut hantu tapi lebih takut kepada orang orang yang palsu dan suka berkoar koar untuk memamerkan superiotitasnya

Ayah yang menjadi semangat keduaku untuk meraih sukses  setelah ibu.

Ayah yang mencintai ibu apa adanya dan tak pernah mengomentari berat badan ibu kecuali untuk kesehatannya

Ayah yang memilih menangis diam diam tanpa ada siapapun yang melihatnya

Ayah yang mecintai kami semua sama rata dengan adil, sama rata. Meski kadang di antara kami tidak merasa demikian.

Ayah yang memberanikan diri menjadi wali nikahku padahal aku tahu ia fobia keramaian ( dan aku terharu karena itu)

Ayah yang dalam lekukan matanya yang dalam tersimpan dua bola mata penuh kehangatan.

Ayah yang berani berhenti merokok ( padahal.perokok berat) bertahun tahun silam demi ibu dan kami.

Ayah yang selalu marah kalau ku sindir kurus dan balik mengejek kalau aku juga lebih kurus.

Ayah yang mengajarkanku bahwa cinta itu dalam bentuk kata kata bukan perbuatan

Ayah yang sebenarnya jauh dari sempurna tapi bagiku sempurna dan aku menyayanginya melebihi apapun.

Ayah yang mungkin tak kenal medsos. Mungkinpun tak bisa membaca postingan ini.. tapi minimal orang orang tahu aku bangga memiliki ayah seperti ayah. Dan aku berterima kasih atas segala pengorbananya hingga aku bisa ada di posisi sekarang ini..

Ayah. Harapanku... kita semua sama sama berkumpul di surgaNya kelak

Ayah akan selalu menjadi cinta pertamaku

Dan terima kasih Tuhan karena aku terlahir sebagai anak ayah..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Mengirim Barang Dengan Menggunakan jasa Dakota Cargo

Apa Sih Clinical Skill (KKJ) Itu?

PENGURUSAN SERKOM DAN STR UNTUK DOKTER UMUM