Hiduplah sesuai kemampuanmu

Dewasa ini , banyak postingan yang mewanti wanti tentang perilaku riba yang dilakukan oleh umat muslim tanpa mereka sadari. Mengambil kredit di Bank ternyata juga merupakan salah satu bentuk riba. Saya baru tahu, yang saya tahu si Bank nya lah yang melakukan riba dan si peminjam merupakan korban riba, namun ternyata si pemberi hutang dan si penerima hutang ( yang menggunakan praktik riba) ternyata juga mendapatkan dosa yang sama. Maka kesusahan dan ketidakberkahan hiduplah yang di dapatkan sebagai balasan dari perbuatan itu..

Dan ternyata, ada benarnya.
Ini berdasarkan pengalaman pribadi. Pengalaman yang membuat saya berprinsip "tidak akan sekali kali meminjam uang di Bank..karena sungguh kerugian dan hal negatif yanh di datangkan sungguh sangat besar..


Dulu., mungkin sekitar 10 tahun yang lalu.. Sebelum keluarga saya meminjam uang dengan jumlah yang lumayan besar di Bank, sebagai modal usaha keluarga, hidup kami terasa nyaman dan tentram .Hidup kami bisa dibilang sederhana, tapi tidak ada rasa was was dan gelisah. Rumah yang cukup layak ditempati, kendaraan roda dua yang cukup untuk membawa kami berkendara jarak jauh, kami tidak kekurangan makanan atau pun pakaian. Keluarga yang harmonis meski kadang sering menangis karena memperebutkan makanan ( maklum masih anak anak), kami semua diberikan pendidikan yang layak, buku buku pelajaran atau kebutuhan pendidikan selalu dipenuhi oleh orang tua. Aku tak pernah merasa senyaman dulu. Walau serba kurang terkadang tapi hidup kami bahagia. Mungkin kami tak punya kendaraan bermobil yang bisa dipakai di kala hujan, atau rumah mewah dengan perabotan mentereng, tapi cukup dengan rumah yang bersih, perabotan dan alat elektronik yang memadai, menurut saya itu sudah cukup membuat kami semua bahagia.


Tapi.. setelah melakukan transaksi peminjaman kredit Bank tersebut, aku merasakan perbedaan yang signifikan. Entah kenapa, namun empat-lima tahun belakangan ini terasa sangat berat sekali.

Sebenarnya dari dulu, jauh dari tahun sebelumnya sudah terasa berat.Namun aku yang masih siswa SMA, sama sekali tak tahu menahu mengenai hal itu. kedua orang tua lah yang memikul beban itu sendirian.

Siang, malam, mereka bekerja. Dan kelelahan mereka dulu jelas tergambar dari raut wajah mereka saat itu. Kuyu. Lemah, tampak sangat lelah. ( hatiku sungguh teriris melihat kedua wajah mereka) bahkan di hari tua mereka harus menanggung beban seberat ini. Seandainya dulu mereka tidak melakukan pinjamam kredit modal dengan bank apakah mereka akan kelihatan selelah seperti saat ini.   (ah.kita manusia sangat pandai berandai andai)

Bisnis keluarga kami tidak berjalan begitu lancar. Tahun tahun awal lumayan bagus, namun entah kenapa seiring tahun mulai meredup, mungkin karena sudah banyak supermarket yang menjamur. Kondisi itu membuat kami susah untuk menutup hutang bank,jadi sempat saat itu orangtua kami hanya membayar bunganya saja perbulan.

Aku baru tahu bahwa kondisi keluarga sedang susah saat menduduki semester 5 saat kuliah di Fakultas Kedokteran ( jujur biaya di kedokteran itu tidak murah) dan orangtuaku berusaha dan berjuang untuk itu ( termasuk mengorbankan harta warisan untuk menyelolahkan aku( tak akan aku lupakan jasa mereka ini..tak akan)
Saat itu, aku tak bisa melakukan apa-apa. Aku cuma bisa melakukan dua hal belajar yang rajin supaya aku lulus cepat dan tidak menyusahkan mereka dan mencari pekerjaan sampingan untuk menambah uang jajan ( saat itu aku mengajar bahasa inggris pada anak anak SD dari rumah ke rumah)

Terkadang aku melihat mereka (orangtuaku) tidur jam 2 pagi untuk mencari rezeki ( aku hanya bisa menangis dalam hati) sedih sekali..
Aku terkadang berteriak marah, karena tak bisa melakukan apa apa.

Satu persatu kendaraan roda dua kami dijual.. dan semakin tahun berganti , maka akan semakin berat pula. Belum lagi bunga nya sangat sangat tinggi.

Hingga akhirnya aku lulus kedokteran. Dan dari situ aku berikrar dalam hati. Aku akan berusaha keras untuk melunasi hutang ( terkutuk) itu secepat mungkin agar orangtuaku bisa bahagia dan menikmati masa tuanya dengan tenang.

Alhamdulillah Allah selalu mempermudah jalan. Ada saja bantuanNya. Ada saja BantuanNya pada hambaNya yang tidak putus asa dan pantang menyerah. Saat aku benar benar merasa buntu. Merasa sendiri, merasa ketakutan, aku menarik napas dalam dalam, dan yakin bahwa Ia selalu ada, dan benar..Ia memang selalu ada dan tak pernah meninggalkan aku atau kita semua.


Insyaallah Tahun ini semoga dipermudah untuk dilunaskan. Dan semoga dijauhkan dari transaksi riba dalam bentuk apapun lagi.Sudah cukup kebahagiaan kami selama sepuluh tahun lamanya terengut oleh kejamnya riba. Semoga dosa dosa kami diampuni karena hal itu. Mungkin kami dulu tidak tahu menahu bahwa meminjam kredit di bank juga termasuk perbuatan riba ( dan aku yakin orangtuaku juga tidak mengetahuinya, karena pada saat itu lazim dilakukan).


Dan, kepada orang orang yang mengira bahwa dengan profesi saya saat ini,  mengapa saya tidak kaya, tidak punya mobil? Atau mengapa saya hidup sederhana (kemana mana naik angkot atau jalan kaki), belum bisa menaikan haji/umrah kedua orangtua saya, mengapa pesta pernikahan saya nanti begitu sangat sederhana, maka jawaban saya adalah saya belum kaya, saya hanya mau hidup bahagia dan hidup sesuai kemampuan saya.

Ingatlah kawan hidup sesuai kemampuan diri dan keadaan akan jauh lebih berkah. Ingatlah bahwa yang mahal itu gengsi kita, bukan hidup itu sendiri.


Mungkin sesekali saya merasa minder. Saat teman sejawat saya naik mobil kemana mana, saya hanya puas dengan angkot atau ojek online atau berjalan kaki.( jujur sesekali saya minder).  Terkadang saya juga jenuh harus menanggung banyak hal. Tapi setelah saya pikir masak masak ( matang-matang) saya sadar, bahwa jalan atau proses hidup seseorang itu telah di gariskan Allah berbeda-beda. Takdir, ujian ( cobaan) atau azab kepada hambaNya juga berbeda beda.

Selama kita berada di jalan yang benar, tidak hidup melampaui kemampuan yang sanggup kita jangkau, tidak mempraktikan hal yamg diharamkan Allah, insyaallah akan ada saatnya rasa manis nikmat dunia itu mampu kita cicipi.


Umat islam harus kaya dan bermanfaat bagi orang lain.

Harus semangat dan jangan pernah praktikkan Riba

Sesungguhnya Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

Benar teman. Ingatlah pengalamanku ini. Hiduplah sesuai kemampuanmu :) dan bersyukur atas apa yang kau peroleh saat ini serta bekerja dan berusaha lebih giat lagi untuk menjadi lebih baik.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Mengirim Barang Dengan Menggunakan jasa Dakota Cargo

Apa Sih Clinical Skill (KKJ) Itu?

PENGURUSAN SERKOM DAN STR UNTUK DOKTER UMUM