Rosemary ( cerita motivasi)

Namanya RoseMary ,  keluarganya biasa memanggilnya Rose saja, di sekolah, teman-teman memanggilnya Mary. Tidak demikian dengan guru-gurunya, Mereka biasanya memanggil namanya secara utuh RoseMary. 

Ya. Jangan anda kira RoseMary seorang bule atau keturunannya, sama sekali bukan. Ia asli pribumi. Sama sekali anda tidak akan menemukan ciri-ciri khas bangsa kulit putih pada tampilan fisiknya. Rambutnya tidak pirang atau kecoklatan, warna rambutnya hitam legam dan keriting kusut. Hidungnya mengembang sempurna dan tidak bertangkai. Gigi geliginya besar dan tampak menyembul dari bibirnya yang tebal. Dagunya bulat dan berlipat. Tubuhnya pendek dan sedikit gempal. Warna kulitnya? Kuning. Ya. Kuning langsat. Matanya bundar, dengan kantung mata bawah yang sedikit bergelembung. Ia selalu terlihat lelah dengan sedikit lingkar hitam genetik pada kelopak matanya. 

Banyak yang mencemooh RoseMary karena nama dan fisiknya yang bertolak belakang. RoseMary biasanya hanya diam. Hanya ia yang tahu, kenapa nama itu menjadi nama dalam akte kelahiranya. Ayahnya adalah pecinta bunga Rosmary, mungkin teman- temannya hanya mengetahui RoseMary merupakan nama asing, tapi RoseMary sendiri tahu itu adalah tumbuhan penghasil rempah atau bumbu masakan. Dikenal pula dengan nama Rosmarin. Bahasa latinnya adalah Rosmarinus officinalis. Rosemary suka sekali membaca, ia pun mencari tahu makna dari namanya. Dan kau tahu apa ia menyukai nama itu serta berterima kasih karena ayahnya memberikan nama itu untuknya sejak detik itu juga. 

"Ayah.. aku berterima kasih atas nama RoseMary.. dan aku harap aku bisa seperti RoseMary.." 

Kata RoseMary di suatu pagi, saat sang ayah sedang menyesap teh hangat di serambi depan. 

Ayah Rosemary. Pria gembul tua yang terlihat ramah tersenyum bijaksana. 

" ah..aku ingat.. betapa bencinya kau dengan nama itu.." 

"Aku..baru mengetahui, apa makna dari nama itu .. Ayah. Kau hanya mengatakan, bahwa kau menyukai bunga itu, tapi tak menjelaskan secara detail, betapa hebatnya khasiat bunga itu.."

" setiap orang tua pasti ingin anaknya menjadi hebat.. setiap orang tua pasti selalu memberikan yang baik bagi anaknya. Mereka memiliki harapan-harapan agar anak-anak mereka menjadi individu yang bermanfaat... Tak harus ku jelaskan secara detail RoseMary. Kau cukup pintar untuk berfikir dan mencari tahu...." 

"Seperti yang ku baca.. RoseMary memiliki khasiat pengobatan serta pengusir serangga serta hama lainnya... Itu artinya apakah suatu saat aku bisa jadi penyembuh yang dapat mengobati orang sakit , Papa? Dan aku bisa mengusir orang orang jahat yang menganggu.... Ah.. aku akan menjadi seorang dokter.. atau seorang polisi .. papa?"

" apapun pilihanmu.. selama itu yang bermanfaat...aku dukung Rosemary. Menjadi penyembuh tidak harus menjadi seorang dokter.. Menjadi penegak keadilan tak harus kau menjadi seorang polisi. Kau bisa berprofesi apa saja, untuk melakukan kedua hal itu..."

"Kau tahu RoseMary... Sakit yang di derita orang kebanyakan adalah sakit yang tak ada obatnya... Bisa karena mental, fikiran, stress atau kesepian.. kau bisa menjadi penyembuh jiwa jiwa yang lemah.. dan kebaikan serta kepedulianmu terhadap sesama, bisa.membuatmu menjadi penyembuh juga.. kau perlu tahu RoseMary, semakin bertambahnya usia bumi, maka tingkat kepeduliam manusia terhadap sesama juga akan berkurang.. itu hanya hipotesisku... Tapi.. ah.. aku rasa tak perlu pembuktian untuk membenarkan.. karena kau perlu puluhan tahun untuk pembuktian, tapi kenyataanya.. kau bisa lihat sekarang... Mulai rasa kemanusiaan menghilang... "

Ayah Rosemary berdehem. Matanya menatap puncak bukit kehijauan dari jendela di rumah kecil mereka. 

"Jika ingin menjadi penegak keadilan, tak harus menjadi polisi... Cukup kau menerapkan keadilan oleh dirimu untuk orang lain.. selalu mengarahkan hatimu pada kebenaran...

"Cukup dengan konsisten melakukan kebaikan .Rosemary. "

" kau tahu Rosemary, menjadi orang baik adalah hal sederhana yang paling sulit untuk diterapkan... Aku hanya ingin kau jadi orang baik...terlepas apapun profesimu..."

(Bersambung)