Perjalanan post Iship 1

Saat masa intership mau usai, perasaanku campur aduk. Bahagia sih, karena segala tekanan demi tekanan selama isip pun berakhir.. Kalut, karena setelah ini mau kemana? Kerja dimana? Cari duit dengan cara apa? Cari kerja sekarang susah. Lulusan dokter umum sudah bisa dibilang membludak.

Akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan perjalananku. Selesai dari batam, aku berniat mencari peruntungan ke pulau Jawa, mengingat bayaran dokter umum di Aceh , ya lumayan kecil. Dan tanggunganku bukan diri ini saja, ada keluarga yang menjadi prioritas untuk ku bahagiakan.

Ya.. aku akan kembali bertualang..

Target aku sih ke Bogor , alasannya karena ramai para alumni ku yang mengisi jadwal klinik dokter umum disana.

Niatku juga sekalian ikut acls dan atls di jakarta. Lagian, jaraknya juga dekat..dan biayanya jauh lebih murah dibandingkan di Aceh atau daerah Sumatera lainnya


Aku mendarat di Aceh tanggal 2 Juni dan kembali terbang tanggal 10 Juni. Tanggal 11 aku mendapat tawaran untuk menjadi dokter tetap di salah satu klinik di Tanggerang.

Awalnya orangtuaku menentang.
Mereka mempertanyakan kenapa aku tidak  bekerja di Banda Aceh saja. Akhirnya dengan memberikan pemahaman, mereka pun mengerti dan aku diizinkan pergi...

Ternyata..setelah aku terjun ke medannya. Bekerja di kampung orang tak semudah yang aku pikirkan. Susah. Cari pekerjaan itu susah. Aku hampir saja menyerah dan menangis. Untung aku ditemani Yunda. dan jadinya kami menghadapi segala keluh kesah dan suka duka bersama..

Orang yang berjanji akan membantuku untuk mencari pekerjaan ternyata tak juga bisa di harapkan.. dan akhirnya aku berjuang sendiri. Mencari link, dan ternyata orang yang tak begitu dekat denganku, dari dialah aku mendapat tawaran kerja yang menjanjikan untuk bulan Juli ke depan.


Ah..aku belum cerita tentant klinik di Tanggerang. Aku bersyukur bisa lepas dari klinik abal-abal itu. Sungguh sangat menyeramkan. Aku dan Ayunda berhasil kabur dengan menggunakan grab car,2 hari setelah jaga disana. Sungguh, kami sama sekali tidak kerasan.

Pengelola klinik tidak jelas dan terkesan terlalu drama. Mereka meyembunyikan identitas asli mereka yang pelan pelan akhirnya terungkap. Tidak mau bertatap muka langsung dan hanya mau by phone.

Alat-alat serba minimal.. obat obatan juga. Sistem administrasinya kacau balau. Masa pasien tak punya rekam medis. Setiap malam, selalu ada yang naik ke lantai atas dengan kunci duplikat. Saat di tanya ke pemiliki via phone, pemilik yang mengaku bernama J ternyata nama aslinya adalah D, berkata bahwa memang petugasnya masuk untuk mengantarkan sesuatu atau yang kurang di klinik..tapi karena sudah terlalu malam akhirnya ia langsung masuk dengan kunci duplikat tanpa membangunkan kami.
Serem ga sih..

Selain itu pihak bank juga datang di hari pertama kami tiba. Mereka memberikan peringatan untuk penagihan utang. Tapi sekali lagi..si pemilik tidak mau datang saat itu dengan alasan SIBUK.. pihak bank mengatakan bulan depan jika tidak dibayarkan akan diberikan peringatan SK III dan toko itu disita.

Setelah pihak bank datang lagi pihak BPOM yang menanyakan tentant surat izin klinik.. dan si yang empunya klinik juga tidak mau datang


Berdasarkan keanehan keanehan itu..aku dan ayunda pun..berusaha kabur.


Kami kabur ke jakarta..
Ke rumah salah satu teman

Hingga akhirnya aku disini saat ini

Di klinik Sisi Laut

Pamempeuk.Cikelet.Garut Selatan

Disini menyenangkan..
Tapi kami tidak berhenti disini..tanggal 28 kami akan memulai petualangan baru lagi..

Komentar

  1. Wuiih... Serunya berpetualang di tempat baru.
    Sukses selalu yoo ^^

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Mengirim Barang Dengan Menggunakan jasa Dakota Cargo

Apa Sih Clinical Skill (KKJ) Itu?

PENGURUSAN SERKOM DAN STR UNTUK DOKTER UMUM