MASALAH



Langit masih berwarna hitam, bayangan awan pun tertutup nuansa suram, pekat. Tanpa gemintang dan cahaya yang berkilauan. Malam ini sepi, tanpa hingar bingar yang mewarnai sunyi. Aku masih tak bergeming, memeluk erat kedua kaki, mendekam dalam bilik dengan cahaya lampu berpendar terangiku, hanya diruangan ini. Sesugukan aku menangis, sesekali air mata yang mengalir deras ku hapus kuat-kuat dengan lengan baju. Mata sembab, setahuku hatiku jauh lebih sembab. Aku begitu lemah dan cengeng akhir-akhir ini. Aku bisa menangis dengan mudahnya, karena suatu hal yang menyentuh hati. Aku menangis?
Bukan, aku tidak menangis, aku hanya tidak mampu menahan rasa perih yang telah ku tahan berhari-hari. Aku sudah berusaha menjadi wanita tegar dan kuat, akan tetapi aku juga manusia, menangis itu manusiawi. Hati berbisik, mengapa? mengapa masalah selalu datang bertubi-tubi? siapakah yang mengundang masalah itu? aku, pikiranku, tindakanku, gerak-gerikku, perilakuku atau bahkan sesuatu yang bernama masalah itu datang dengan sendirinya. Masalah, semua orang benci dengan masalah, sebenci apapun aku dengan masalah tak akan menjadikan masalah itu berhenti mengangguku. 

Aku paham, selama aku hidup. Masalah akan terus datang menyambangiku. Kasarnya, jangan hidup jikalau tidak mau menerima MASALAH. Semua orang punya masalah masing-masing, dengan porsi masing-masing, sama halnya seperti jatah makan. Ada yang porsi makannya besar ada yang kecil, secara keseluruhan tidak ada masalah yang diberikan yang melampaui kemampuan si empunya masalah.  Masalah pun ada banyak macamnya, ada masalah takdir (memang jatah kita) ada juga masalah yang kita cari sendiri, kali ini aku bingung, masalah apa yang sedang aku alami.

Selama Koass di paru awalnya semuanya baik-baik saja, menyenangkan. Tapi,lama kelamaan terutama di minggu kedua, segalanya menjadi semakin menyesakkan, entah karena planning yang banyak, permasalah joint conference, permasalahan kunci, permasalahan undangan, permasalah kebut buat slide, permasalahan wara-wiri kesana kemari buat ngurus ini itu namun tetap juga tak di hargai, permasalah dengan senior, permasalahan pertengkaran dan perselisihan yang menimbulkan emosi, permasalahan yang selalu dianggap salah di mata si anu dan si anu. Permasalahan karena di olok-olok. Ah sudahlah, aku pun bingung yang mana permasalahan terbesarku. Sebenarnya yang terbesar adalah permasalahan dalam menanggulangi rasa malasku. Sebentar lagi mau ujian, namun karena permasalahan yang ku sebut di atas , mood ku jadi kacau. DOWN, bawaannya pingin tidur terus sepanjang hari, uring-uringan, nangis, melamun. uring-uringan lagi, nangis lagi. ah, sebenarnya yang bermasalah itu aku. Aku yang tidak mampu menghadapi masalah dan mentolerirnya dengan cara salah. Cara kekanak-kanakan dan tidak dewasa. Seharusnya aku lebih tegar, tak meletakkan masalah di hati, seharusnya aku meletakkannya di tangan jadi bisa ku oleh dengan bijaksana, menggunakan cara yang positif yang menguntungkan bagiku ke depannya.

Ah, aku. Saat sedih atau tertekan semuanya bakal kacau balau. Keadaan ini berisiko bagi masa depanku. Aku tak boleh seperti ini terus. Sebenarnya di saat-saat seperti ini aku butuh teman, dan nasihat-nasihat yang memotivasi. namun, ekspektasiku terhadap teman itu begitu tinggi, walhasil jika tak sesuai ekspektasi semuanya bakal menyakitiku dan ujung-ujungnya bakal menimbulkan masalah lagi. ah, sudahlah. Lupakan masalah sejenak, tidurlah, maslah akan setia menunggumu tidur sampai kau terbangun keesokan hari. Dia tak akan kemana-mana, tidurlah!.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Mengirim Barang Dengan Menggunakan jasa Dakota Cargo

Apa Sih Clinical Skill (KKJ) Itu?

PENGURUSAN SERKOM DAN STR UNTUK DOKTER UMUM