Monyet versus Manusia


Kira-kira sudah sebulan lebih kampungku "Lamgugob" tercinta dihebohkan dengan kehadiran sosok makhluk berbulu coklat, bertubuh mungil, memiliki ekor nan panjang dan jago sekali memanjat serta melompat lompat dari satu pohon ke pohon lain dengan tungkainya yang lincah. Ya, makhluk itu adalah Monyet. Dilihat dari perawakannya monyet ini masih tergolong muda. Apalagi dengan mimiknya yang sok imut. Hoeks.. Konon monyet ini adalah peliharaan salah satu warga yang terlepas, kali saja rantainya putus di gigit tikus, walhasil ini monyet bebas berkeliaran dan mengusik kesejahteraan keluarga kami dan para tetangga di sekitar. Bagaimana tidak geram, monyet nyasar ini merasa sangat berhak membuka lapak tempat tinggalnya di sepetak tanah kosong di belakang rumahku. Memang sih, tanah kosong itu di tumbuhi banyak pepohonan dan semak belukar, jadi semakin nyaman dan adem ayam saja si Monyet usil bermarkas disana, dengan strategi-strategi gilanya yang meresahkan kami dan para tetangga tentunya.

Monyet itu semakin sok berkuasa dan semakin merajalela, padahal tak sedikit lemparan batu melayang ke arahnya dengan maksud mengusir secara halus supaya dia jaga jarak dari kawasan kami. Bukannya takut dia malah berhuhuhaha dan mengelak gesit. Semakin meletuplah hati-hati kami ini. 

Bagaimana tidak, berhubung pohon-pohon kayu rindang yang dikuasainya di sepetak tanah kosong itu tidak berbuah, mulailah dia turun ke peternakan warga-warga sekitar. Menjarah telur-telur dan melahapnya dengan rakus. kandang ayam di obrak abrik, ayam dan bebek terancam ketenangan hidupnya.  Kami, sebahagian warga gampoeng lamgugob, biasanya memelihara bebek atau ayam di belakang rumah, tujuan mulia, kalau nasi yang kami makan tidak habis bisa diberikan kepada ayam dan bebek jadi tidak terbuang percuma.

 Lagipula, ayam dan bebek bertelur, telur bebek bisa dijadikan telur asin yang sedap disantap, dan telur ayam kampong bisa dijual dengan harga yang lumayanlah. kalau pingin makan daging ayam, ayam belakang rumah bisa disembelih, selain sehat  bergizi pula bebas dari zat-zat kimia seperti lazimnya ayam-ayam potong yang dijual di pasaran.

Dulu kami sama sekali tidak menaruh curiga pada sang monyet karena wajahnya yang polos (iinocent), kami malah menuduh MERUA (biawak) yang tega melakukan ini semua. Sepetak tanah luas di belakang rumahku telah menjadi mukim bagi berbagai jenis hewan, termasuk biawak besar ini.




Biawak ini juga telah memiliki banyak kasus kejahatan, diantaranya memangsa dan memakan anak-anak ayam. Anak ayam ayam lusinan telah dilahapnya dengan ganas, tak ayal tubuh biawak di belakang rumahku tambun sekali, hampir sepantaran anak usia lima tahun. Tapi, ternyata praduga kami salah besar, bukan biawak pelakunya, memang sih, biawak kadang-kadang juga melahap telur-telur. Tapi, kali ini, telur-telur di letakkan ayahku di tempat yang tinggi, kan ga mungkin biawak bisa manjat. 

Maka dari itu kami mengambil kesimpulan bahwa monyet nyasar lah pelakunya dan alibi ini tidak bisa di ganggu gugat lagi. Ini keputusan final. Monyet jadi tersangka. Mulai detik itu dia di benci oleh banyak warga, terutama tetangga-tetangga yang memiliki ternak. Mulailah, kami sigap dan siaga, kalau ayam-ayam bertelur langsung kami ungsikan telurnya ke dalam rumah. Namun, sang moneyt tak mau kalah, dia pun semakin sigap saja dan tak kalah cepat. jadi, wajar kalau sering terdengar dengus dan teriakan kesal para tetangga, karena telur mereka raib karena di dahului monyet. Ini bukan masalah telur Bung, Ini  malasah Harga diri!!!!

Bukan hanya maslah telur saya yang membuat ku dan keluargaku geram terhadap si monyet, tapi juga karena si monyet mulai menaruh hati pada haura. Haura keponakanku yang cantik jelita. Usianya baru 1,5 tahun. Ah, Si Haura biasanya akan girang kalau si monyet datang dan dari bibir mungilnya akan memanggil manggil si monyet
"nyet,, nyett.. nyeeet.."


"bah haura, lupakan monyet usil itu" ucapku suatu hari pada haura.
Monyet senang diperhatikan Haura, bahkan kadang-kadang dia beratraksi di tali jemuran. Meliuk kesana, meliuk kesini, lompat kesana, garuk badan, nyengir, cengengesan enggak jelas. Seperti seseorang yang dimabuk asmara. Bahkan pernah, si monyet mengetuk-ngetuk jendela kamar Haura, akibat haura jarang bertegur sapa dengannya lagi. Mungkin dia kangen. Malangnya yang menyibak tirai adalah bang rajib, bapaknya haura, kontan saja si monyet kaget dan kabur.

Sikap usil monyet yang paling membuat mak ku marah adalah kebiasaannya mengobrak abrik jemuran. Tanpa rasa bersalah monyet mungil itu akan menginjak nginjak , mengacak-ngacak baju bersih yang telah tercuci dan terpancang rapi di tali jemuran. Bahkan pernah baju kantor abang iparku memiliki cap kaki si monyet di sana-sini. Celana-celana dalam kami malah pernah di cabut dari jemuran dan di campakkannya ke tanah, mungkin si monyet protes karena diperlakukan tak adil oleh warga kampung Lamgugob. Gimana mau berbaik budi terhadapnya dia saja berlaku aneh sesukanya. Walhasil karena hal itu, kakakku jera menjemur baju di belakang rumah. Khusus baju nya, suaminya dan anaknya biasanya dijemur di bawah pohon anggur.

Ah. Monyet semakin hari semakin menyebalkan saja sikapnya. Pernah aku aju banding ke ayah untuk meracunnya, namun kata ayah kasian, dia juga makhluk hidup seperti kita. Aku juga pernah punya ide untuk menyuntik bius si monyet lalu merantainya, namun kami tidak punya senapan bius. Pernah kami mencoba menangkapnya dengan jala, saat itu si monyet sedang terkepung, kedua adik kembarku yang mengepungnya, Monyet tersudut di pojok. Sialnya kedua nyali adikku yang mulai ciut. Mereka duluan yang kabur, takut di gigit oleh si monyet, jala pun dibiarkan jatuh ke tanah, dan monyet berhasil melarikan diri.

Sudah sebulan si monyet berkeliaran di sepetak tanah kosong di belakang rumah. Semakin hari dia semakin akrab dengan ayam-ayam dan bebek. Polos sekali para ayam dan bebek mereka tidak sadar bahwa monyetlah yang selalu menyantap telur-telur mereka. 

Siapakah yang bisa menangkap si monyet, kami dan para tetangga sudah angkat tangan. Kalau anda berminat untuk memelihara monyet atau mau menangkap silahkan hubungi saya, imbalannya setimpal. Anda akan mendapatkan seekor monyet. Tertarik?








monyet sedang bergosip bersama para bebek dan ayam

Anak ayam sedang menjalani terapi pijat oleh si monyet

Komentar

  1. kemarin biawak hampir masuk ke rumahku,untung minta bantuan tetangga sampai 4 orang buat nangkep itu biawak.Tp sumpah biawak gede banget udah kaya buaya #serem.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Mengirim Barang Dengan Menggunakan jasa Dakota Cargo

Apa Sih Clinical Skill (KKJ) Itu?

PENGURUSAN SERKOM DAN STR UNTUK DOKTER UMUM