Berbagi pengalaman saat osce KKJ


Pada postingan sebelumnya saya berjanji akan menceritakan pengalaman saat osce, dan saya menepati janji saya pada postingan kali ini. Osce itu ujian yang benar-benar mendebarkan, karena berhadapan langsung dengan penguji dan dalam batas waktu yang ditentukan, tak heran osce banyak ditakuti oleh mahasiswa, meski terkesan mudah karena tinggal hapas checklist, namun osce tetaplah osce, tetap saja punya momok menyeramkan. Bukan gampang melaksanakan suatu skill dalam kondisi penuh tekanan dan menuntut kesempurnaan. Sulit. Emosi sangat mendukung, kemampuan menenangkan diri, mengontrol pikiran serta mengendalikan adrenalin adalah faktor-faktor yang sangat berperan dalam ujian osce. Intinya Osce is complicated.


Dulu pada saat osce terakhir di semester tujuh, saya sungguh sangat girang, karena sudah terlepas dari kukungan aura-aura atau bau-bau osce yang mengerikan. Dengar namanya saja saya bisa bergidik ngeri. Seperti akan menghadapi mara bahaya. Bukan mau melebih-lebihkan, lebih kurang itulah yang saya rasakan. Desakan-desakan itu kian muncul mendekati hari H. Malang tak dapat ditolak rupanya saat KKJ pun ada juga osce. Harus lulus Osce baru bisa koas. Glek..!! kalau tidak lulus? Ya, kalau tidak lulus harus ngulang KKJ selama 3 bulan dan KKJ bukanlah suatu proses yang menyenangkan seperti yang saya ceritakan sebelumnya. Tiga bulan itu waktu yang lumayan panjang loh teman-teman, 3 bulan itu 1/4 tahun. ya, 1/4 tahun bukanlah waktu yang singkat.

kapan kita dikatakan ngulang proses, jika kita tidak lulus lebih dari 4 skill. dan Jika 1-3 skill tidak lulus masih bisa inhal, namun jika saat inhal salah satu skill tetap tidak lulus maka akan berbuntut ngulang proses juga.

Penentuan kelulusan osce KKJ menjadikan saya semakin ketar-ketir. Rasa takut saya jauh melebihi rasa takut sebelumnya. Kenapa? karena saya nggak mau rugi umur, nggak mau rugi uang. Secara saya BUKAN termasuk golongan dengan ekonomi maju yang mana bayar spp 3 juta per 6 bulan tidak menjadi masalah yang begitu signifikan, bagi saya itu uang yang besar, dan menurut saya dengan ngulang saya bisa membebankan ayah saya lagi, mengingat itu saya takut sekali, hati sedih sekali, saya tidak mau menjadi beban ayah lebih lanjut, Jadi saya harus lulus. Tapi yang bikin saya sedih, saya bukan mahasiswa yang begitu terampil, saya punya sikap yang ceroboh, buru-buru, tidak lege artis, dan belum mampu mengontrol rasa takut dan pikiran dan hal itu sangat berpengaruh pada tindakan saat di ruangan sewaktu osce. Saya sangat takut enggak lulus, saya begitu takut. Saya begitu ingin lulus secepat mungkin.

Saya yakin, usaha saja tidak akan bisa meluluskan saya. Saya butuh belas kasih Allah, saya butuh pertolonganNya supaya bisa lulus, saya serahkan semua kepada Allah, benar-benar berserah diri, saya sadar saya hanya manusia biasa dan tak mungkin bisa melakukan apa-apa selain berusaha yang terbaik tapi Allah bisa merubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin, keajaiban hanya ada bila Allah berkehendak dan jika saya tidak begitu mantap dalam skill saat osce dikarenakan tekanan-tekanan batin saya yakin jika saya berserah diri pasti akan ada bantuanNya, keajaiban-keajaiban kecil yang Dia kirimkan untuk saya. Karena saya benar-benar pasrah. namun, bagi yang tidak lulus, jangan berkecil hati, karena Allah lebih tahu yang terbaik bagi kita, ada manfaat yang mungkin tidak kita ketahui di balik ini semua, pasti ada hikmah, pasti. yang penting kita sudah usaha semaksimal mungkin dan serahkan kepada Allah yang maha kuasa, tidak lulus osce bukan berarti tidak mampu, karena terkadang faktor keberuntungan sangat MENENTUKAN, itu menurut pendapat saya.

kepada teman-teman KKJ berikutnya, hapalah terus checklist sedini mungkin sebelum waktu osce tiba, karena menghapal seminggu sebelum seperti yang saya lakukan dulu benar-benar tidak efektif. dulu, sewaktu skill lab persemester terasa lebih mudah saat osce and hapal checklist karena ada evaluasi dan pasti semua kita telah hapal checklist saat evaluasi jadi pas osce tinggal ngulang aja sedikit langsung nempel di kepala. Tetapi beda, di skillab sewaktu KKJ kita lebih difokuskan untuk menganalisa kasus bukan hapal checklist tetapi saat osce dituntut hapal checklist, so.kalau tidak dihapal dari sekarang bisa ribet

skill yang di uji saat saya dulu adalah
1. anak : Skill yang diuji Pemeriksaan fisik anak
2. Obgin : skill yang diuji Partus normal
3. radiologi : skill yang diuji foto thorax
4. saraf : skill yang diuji GCS and refleks/pemeriksaan nervus cranialis V dan XII
5. Bedah : scrub up and gloving
6. Jantung :Pemfis jantung
7. Paru :Pemfis Paru
8.IPD : pemfis abdomen
9. Anastesi : IV line
10.Mata : pemfis mata 
11. THT : pemfis THT
12. Kulit : akan saya jelaskan nanti

btw, saat briefing osce cuma dikasih tahu hal-hal umum aja, bukan persamaan persepsi mengenai checklist.

1. Skill anak :
Skill yang diuji adalah pemfis anak, dan seperti sebelum-sebelumnya baca kasus dulu. Kasus saya kemerin itu diare, jadi cuma melakukan pemeriksaan pada perut(abdomen) saja yang lain cuma dioralkan saja (tergantung observer) ada yang suruh lakukan semua. pemeriksaan antropemetri seperti ukur TB and BB dilakukan juga, dan hasil yang di dapatkan dilaporkan sesuai kasus, misal pada diare untuk memeriksa turgor kulit, kita bener-bener nyubit menekin, dan kita laporkan turgornya. Terus misalnya mata cekung, bibir kering, bla bla bla. Nah, untuk anak karena checklist banyak usahakan anda cukup waktu. Secepat dan seligat mungkin kalau bisa.

2.Obgin : sama kayak dulu. Lakukan sambil dioralkan, dan jangan lupa suruh si menekin meneran kalau tidak supproting staf tidak akan mau mendorong bayinya keluar, jadi ga brojol brojol, ntar ribet juga

3. Radiologi : kurang lebih sama kayak dulu, baca foto thorax

4. saraf :  GCS seperti dulu, dan ngasih rangsangan nyeri di sternum jangan di orbita. setelah itu lanjut dengan  refleks, dilakukan dua-dua sisi. Pakek palu segitiga, cara megang dan buat pasien relaksasi harus bener dan refleks kalau bisa harus dapat. (saya dapat kasus gcs and  refleks, jadi ndak tahu masalah nervus kranialis gimana).

5.scrub ub and gloving : scrub up pakek yang 6 langkah, setelah scrub up langsung gloving, dan hati-hati posisikan diri dalam keadaan aseptik tetap, ga boleh garuk-garuk, tangan tetap sampek posisi berdoa setelah scrub up, lap pakek handuk, masih dalam posisi berdoa, dan makek sarung tangan, minta tolong asisten buat buka tempat sarung tangan, ambil handuk juga suruh asisten(Supporting staf). skill ini terlihat sepele memang namun menjebak sekali,sangat menjebak jadi hati-hati

6. Jantung : Untuk pemfis baca skenario benar-benar, kalau saya laporkan kondisi sesuai dengan kondisi pasien yang saya periksa, kalau pasien normal saya lapor normal, toh pasiennya normal. namun, ada teman yang sewaktu inspeksi disesuaikan dengan skenario, tapi waktu palpasi, auskultasi, dan perkusi sesuai pasien,
7.paru, kurang lebih sama kayak jantung.oia, periksa paru dada anterior dulu sewaktu pasien berbaring, baru dada posterior dan suruh pasien duduk

8.abdomen : kurang lebih sama kayak jantung and paru, lakukanlah dengan lege artis. kaki pasien jangan lupa ditekuk ya ,..palpasi 1 menit untuk peristaltik. pinter-pinterlah mengecoh waktu

9.IV line : nanti di kasih skenario, skenario saya pasien kecelakaan, perdarahan, jadi, kasih tahu tujuan pasang infus adalah untuk memberikan terapi cairan untuk mengganti darah yang hilang, jadi ntar ada dua menekin untuk iv line, seolah-olah itu tangan kiri dan kanan, dalam skenario pasien fraktur tangan kiri, kan ndak mungkin di iv line di kiri , jadi kita bilang lokasi iv line di vena cepalika atau basilika tangan kanan, atau di vena rete dorsum venosum manus kanan.. nah pada prosesnya kan ada checklist penolong mencuci tangan dan memakai sarung tangan secara aseptik (saya waktu itu oralkan saja, karena disuruh oralkan, namun ada teman2 yang disuruh lakukan untuk memakai sarung tangan). Nah, berhubung seolah-olah kita dalam kondisi yang aseptik maka untuk prosedur selanjutnya kita nyuruh asisten yang pasang bebat, ambilin klem, ambilin alkohol, kita nyuruh asisten, harus disuruh kalau tidak mereka bakal adem ayem aja. oia,ukuran aboket harus tahu dan disesuaikan sama usia pasien.

10. mata. Ini dia yang paling bahaya. kita harus hapal semua checklist, mulai dari visus, pem kelopak, kornea, pem konjungtiva dan pem refleks pupil. tapi, waktu osce tergantung apa yang disuruh, waktu itu saya cuma disuruh periksa visus sama refleks pupil. Saya benar-benar kacau di mata, di skill ini lah saya merasa sangat-sangat amburadul. Sempat khawatir inhal disini, namun Alhamdulilah Allah mendengar doa saya,  saya lulus. Sewaktu di ruangan ujian mata, banyak sekali yang melakukan kesalahan sepele, seperti pasien tidak didudukan pada jarak 6 m, wajar kita terkecoh, nanti pasien duduk tepat di belakang meja yang jaraknya tidak jauh dari observer , sementara snellen chart digantung di dinding, pasien tentu saja duduk disitu saat kita melakukan informed consent, namun saat mulai pemeriksaan suruh pasien pindah ke kursi yang dekat pintu. Jangan periksa visus di kursi yang sedang dia duduki saat itu, karena jaraknya ke snellen bukan 6 m tapi 2 m, kan salah, makanya jangan lupa suruh pasien pindah. Nah, untuk pemeriksaan visus diperlukan pinhole( semacam lempengan bulat yang ada lubang kecil ditengahnya pilih yang 1,5 mm) dan juga lempengan hitam seperti lensa bulat yang tidak ada lubang apapun fungsinya untuk nutup mata sebelah. Saat periksa pakaikan kacamata burung hantu, lalu masukkan lempeng yang ga ada lubang, periksa mata kanan, kalau oke, bisa baca sampek bawah, periksa mata kiri, kalau oke juga dan bisa baca sampek bawah laporkan visus bagus ndak perlu pakai pinhole, namun saat visus pasien enggak bagus cuma bisa baca sampek baris ke empat atau tiga, periksa dengan pinhole. Saran saya , saat anda masuk skillab jumat, dan kena jatah belajar pemfis mata, perhatikan benar-benar kotak refraksi itu dan pelajarilah dimana letak pinhole dalam kotak itu, atau lempeng untuk nutup mata, warna apa pinggirannya, dan gimana bentuknya, jangan mengulangi kesalahan saya dulu. saya tidak mengamati kotak refraksi itu baik-baik, otomatis 3 menit waktu saya,saya habiskan untuk mencari pinhole. dengan galau saya mondar mandir dalam ruangan dan garuk-garuk kepala, dan bergumam keras-keras
"dokter pinhole nggak ada..pinhole nggak ada."
dokter cuma diam aja. karena frustasi dan takut habis waktu, saya ambil lensa acak, dan saya nyatakan
"anggap saja ini pinghole" dan saya bisa melihat beliau terkekeh disudut. hmm
jangan ditiru apa yang saya lakukan, tetap saja nilai saya untuk uji pinhole satu. 
clue :pinhole ada di deretan pada ceruk yang bertuliskan "accecories" dan pinggirannya merah
nah, untuk refleks fundus,lakukan pada ruangan gelap,,boleh oralkan atau matikan lampu.

11. THT : yang dilakukan adalah hidung dan telingan. Hidung dilakukan pada pasien dan telinga pada menekin. hidung dilakukan pada kedua lubang, jangan lupa informed consent.

12. Kulit : ini dari jaman ke jaman paling banyak yang ngulang. untung saya dapat observer yang baik. alhamdulillah
untuk kulit nanti dikasih kasus, selain kasus ada pertanyaan sebanyak 4 pertanyaan yang harus kita jawab, kita dikasih waktu 2 atau satu menit untuk berfikir.
pertanyaan waktu saya ujian adalah
1. efloresensi dari gambar, misal vesikel, diskret regio thorakal
2. DD, minimal 3
3. Tes klinis
4. penatalksanaan : edukasi, obat apa yang di kasih?dosis, berapa kali sehari, sediaan yang dijual di apotik, gimana cara pasien minum, berapa kali sehari

nah, kira-kira begitulah pengalaman saya saat osce. Goodluck teman-teman :-). Allahlah sebaik-baik penolong.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Mengirim Barang Dengan Menggunakan jasa Dakota Cargo

Apa Sih Clinical Skill (KKJ) Itu?

PENGURUSAN SERKOM DAN STR UNTUK DOKTER UMUM