Meniru Cara belajar efektif dari kisah nyata yang ditulis oleh Tetsuko kuroyanagi dalam bulu Totto Chan


Sebenarnya cukup malas kembali menulis lagi dan menyusun kata-kata. Rutinitas itu telah lama saya tinggalkan karena kesibukan kuliah dan aktivitas sehari-hari yang melelahkan dan cukup menyita waktu. Namun, Liburan panjang kali ini sangat rugi disia-siakan dengan hanya tidur-tiduran saja. Akhirnya saya memutuskan untuk membaca. Otak saya yang telah lama di bawa santai pasti akan terkejut jika langsung dipaksa membaca buku-buku berat seperti buku-buku kedokteran, jadi saya memutuskan untuk membaca novel-novel ringan yang dipinjamkan oleh salah seorang sahabat saya tersayang. Dia layaknya gudang buku,, koleksi novelnya lumayan banyak.  Akhirnya saya meminjam beberapa buku,  kira-kira sepuluh buku mungkin lebih. Beberapa adalah buku cerita anak seperti kisah Emil dan Detektif cilik   dan Lotte rangkap dua karangan  Erik Kästner, Pippy di pulau Taka Tuka dan Maicone karangan Astrid Lingren dan 2 buku karangan Roald Dahl yaitu Charlie and the great glass elevator dan The wonderful story of Henry Sugar. Serta beberapa buku yang setelah saya baca lumayan menginspirasi dan menyentuh saya yaitu buku karangan Mitchen albom (The five people you met in heaven dan for one more day), The Wednesday letter karya Jason F wright dan Totto-chan gadis cilik jendela karya tetsuko Kuroyanagi. Sisanya adalah buku Petualanga Sherlock Homes dan Chicken Soup ‘ Gadis Kecil Kesayangan Ayah”. Sekarang Saya akan menceritakan salah satu buku yang paling menyentuh hati saya.

Buku ituadalah Totto-Chan Gadis cilik di jendela. Cerita dalam buku ini adalah kisah nyata yang benar-benar dialami oleh penulis sendiri. Tetsuko Kuroyanagi. Ia adalah seorang aktris terkenal di Jepang, dan juga Duta UNICEF tahun 1984. Nama panggilanya sewaktu kecil adalah Totto chan. Di sekolah lamanya dulu ibu gurunya menganggap Totto-chan nakal dan ia pun dikeluarkan dari sekolah pada tahun pertamanya di kelas 1 SD, ibunya kemudian mendaftarkannya ke sebuah sekolah yang sangat Luar biasa yaitu Tomoe Gakuen dan dari sanalah kisah hidupnya yang luar biasa berawal. Disanalah Tomoe bertemu dengan Sasuke Kobayashi, dialah yang mendirikan Tomoe Gakuen pada tahun 1933, kepala sekolah yang luar biasa yang memiliki sudut pandang berbeda dalam hal mendidik anak-anak.

Metode pengajaran yang nonkonvensional sangat menakjubkan dan berhasil mengarahkan murid-muridnya untuk menjadi seseorang yang lebih baik, menghargai orang lain, alam dan diri sendiri. Mr Kobayashi sendiri belajar bertahun-tahun sebelum mendirikan sekolah itu, Namun sungguh menyedihkan sekolah itu terbakar tahun 1945 akibat bom yang dijatuhkan di Tokyo oleh Amerika. Tapi sungguh menyedihkan dia meninggal di usia 69 sebelum sempat mendirikan kembali sekolah yang dicita-citakan.

Totto chan sangat bersyukur karena bisa bersekolah disana, karena banyak hal yang telah merubahnya hingga dia menjadi seperti sekarang. Tentu saja kejadian di masa kecil sangat berpengaruh terhadap masa remaja, dewasa dan masa yang akan datang. Mr Kobayashi adalah sosok dengan pemikiran yang cemerlang dan mengagumkan. Dia yakin, setiap anak dilahirkan dengan watak baik yang dengan mudah bisa rusak karena lingkungan mereka atau karena pengaruh buruk orang dewasa.

 Mr Kobayashi berusaha menemukan “watak baik” setiap anak dan mengembangkannya agar anak-anak tumbuh menjadi dewasa dengan kepribadia yang khas. (NB: aku memiliki seorang teman yang ada bagian dari dirinya tersakiti dan otaknya “rusak” menanggung karena lingkungan dan pengaruh buruk akan perlakuan dan prinsip yang ditanamkan orang-orang dewasa yang sangat jauh berbeda dengan prinsipnya. Ia merasa tidak terlindungi oleh orang-orang dewasa disekitarnya, dan ia tersakiti karena itu. Sampai sekarang perilaku lingkungannya yang menurutnya tidak sesuai etika namun terus berkembang padahal jelas-jelas itu bertentangan dengan semestinya, sesuatu yang sangat dia tentang namun tak seorangpun mendengarnya dan budaya itu terus berlangsung, hingga berfek bagi perkembangan mentalnya sendiri, hidupnya tidak pernah bahagia sejak itu, dimulai masa kecilnya yang suram saat ia berumur lima tahun sampai sekarang, dia bahagia terkadang, tetapi saat bayangan itu muncul kebahagiaan tersebut akan terenggut darinya dalam sekejap saja, ia tumbuh dengan kepribadian yang berbalik menyakitinya tanpa ia kehendaki).


Kembali ke topic,  Mr Kobayashi sangat menghargai sesuatu yang alamiah dan ia ingin anak-anak berkembang sealamiah mungkin. Ia pun merancang Tomoe Gakuen seunik mungkin dengan sistem pembelajaran yang benar-benar berbeda dengan sekolah-sekolah konvensional lainnya pada masa itu.

Di Tomoe gakuen muridnya belajar di gerbong kereta yang dijadikan kelas. Para murid juga boleh mengubah urutan pelajaran sesuai keinginan mereka. Ada yang memulai hari dengan belajar fisika, ada yang mendahulukan menggambar, ada yang ingin belajar bahasa, hal itu disesuaikan dengan keinginan anak-anak itu sendiri.

Mereka tidak hanya belajar masalah fisika, berhitung, musik atau bahasa dan lain-lain, mereka juga mendapatkan pelajaran berharga tentang rasa hormat dan menghargai orang lain serta kebebasan menajdi diri sendiri.

Kebanyakan teman2 totto chan yang bersekolah disana menjadi pribadi yang sukses sesuai dengan bakat mereka masing-masing, termasuk Totto chan sendiri. Bagi Totto chan yang nakal ia sangat tertolong oleh cara Mr Kobayashi (kepala sekolah) menanyakan kepadanya berulang-ulang “kau anak yang benar-benar baik, kau tahu itu kan?” menurut Totto jika ia tidak bersekolah di Tomoe dan tidak bertemu Mr. Kobayashi. Mungkin ia akan di cap ‘anak nakal’ dan tumbuh tanpa rasa percaya diri, menderita kelainan jiwa, dan bingung. Cerita ini sangat menginspirasi, karena pendidikan yang baik itu tidak selamanya harus kaku, tetapi pendidikan yang baik itu dinamis dan dipahami dengan perasaan senang tanpa keterpaksaan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Mengirim Barang Dengan Menggunakan jasa Dakota Cargo

Apa Sih Clinical Skill (KKJ) Itu?

PENGURUSAN SERKOM DAN STR UNTUK DOKTER UMUM